Sabtu, 17 Desember 2011

Diskusi Pengembangan Diri


Cantik Luar-Dalam
Oleh: Imelda Fajriati*







Cantik dan cerdas adalah dua hal yang terkadang tidak dapat bersanding sejajar. Perempuan cantik biasanya daya pikirnya tidak terlalu cemerlang. Perempuan cerdas umumnya tidak terlalu cantik. Namun stereotipe tersebut tidak selamanya benar. Setidaknya anggapan itu mencoba untuk ditepiskan oleh PW Fatayat DIY dengan mengadakan Pelatihan  Pengembangan Diri: Sukses Hidup melalui Keseimbangan Keterampilan Intrapersonal dan Interpersonal bagi Pengurus Fatayat Wilayah serta beberapa utusan pengurus cabang Sleman, Kulonprogo, Gunung Kidul, Sleman, dan Bantul. Pelatihan yang diselenggarakan hari Sabtu tanggal 2 Februari 2008 bertempat di kantor PW NU DIY mengupas persoalaan yang seringkali dijumpai dalam praktik kehidupan sehari-hari seperti bagaimana cara berpakaian, beretika, serta berkomunikasi dengan orang lain. Materi tentang personality yang disampaikan oleh praktisi Pengembangan Diri, H.P. Wulandari, S.E., M.M. cukup menarik untuk dicermati walaupun ada beberapa peserta yang berpikir seolah-olah akan ”diselebritiskan”.
      Pemateri membuka pelatihan dengan teori pengembangan diri. Menurut W. Strem kebribadian manusia terbentuk dari hasil interaksi nature dan nurture. Nature adalah sifat manusia yang terbentuk dari hasil bawaan sejak lahir dan sangat bergantung pada potensi yang dimilikinya. Nurture adalah sifat kepribadian manusia yang terbentuk dari lingkungan.
      Kepribadian dapat dilihat dari tiga aspek, yakni morfologi, astrologi,  dan psikogonomi (zaman pra ilmiah). Morfologi berisi ramalan tentang sifat seseorang. Contoh, tulisan tangan dilihat dari panjang pendek ukuran huruf/tulisan, sehingga dapat menentukan sifat seseorang. Astrologi: sifat seseorang yang dilihat dari sisi dia dilahirkan. Psikogonomi; dapat dilihat dari bentuk bagian anggota tubuh, seperti kening, alis, mata, dan sebagainya.
            Peserta diberi tips dan cara menampilkan karakternya dengan tetap menjunjung etika. Beberapa dasar tata krama yang baik dapat menjadi sarana berhubungan baik dengan orang lain, disenangi orang, dihormati, dan disegani. Dasar-dasar tata krama yang baik antara lain, niat yang baik, selalu mempergunakan kata-kata yang baik dalam bertutur, tidak sombong, menghargai orang lain, toleransi, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan mampu mengendalikan emosi. Orang-orang yang tidak memahami tata krama seringkali akan mendapatkan kesalahpahaman, perselisihan, dan kritik negatif dari seseorang.
Ada banyak hal yang dipelajari dalam pengembangan kepribadian seseorang. Dalam diri manusia secara sunnatullah mempunyai kelemahan dan kekurangan, tatapi manusia tidak boleh pasrah menerima keadaan begitu saja. Bagi manusia atau seseorang yang ingin menjadi lebih baik, tentu harus ada keinginan untuk meminimalisasi kelemahan dan mengeksplorasi kelebihan dalam dirinya sehingga menjadi lebih positif. Mengubah kelemahan menjadi kelebihan adalah suatu hal harus dilakukan. Oleh karena itu, peserta juga dibekali Jauhari Windows, yakni suatu cara untuk mengenal diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri akan memudahkan memahami orang lain. Ada empat bagian dalam teori Jauhari Windows. Pertama, daerah terbuka, yakni saya tahu dan orang lain tahu, sehingga dapat  menghasilkan hal-hal yang positif dan produktif. Kedua, daerah pribadi, yakni saya tahu tapi orang lain tidak tahu. Ketiga, daerah gelap, yakni saya tidak tahu tapi orang lain tahu. Keempat, daerah misteri, yakni saya tidak tahu dan orang lain tidak tahu (contoh: kejadian meninggal).
           
Pelatihan pengembangan diri semacam ini memang akan selalu menarik karena berkaitan dengan kemajuan diri seseorang. Semoga bermanfaat.

*Litbang PW Fatayat DIY

Tidak ada komentar: