YOGYAKARTA . Kesehatan hak seksual dan reproduksi
merupakan elemen penting bagi kehidupan manusia, terutama perempuan. Hal itu
disampaikan oleh Ketua PW Fatayat DIY, Isti Zusrianah di gedung PWNU DIY pada
peringatan hari ulang tahun Fatayat yang ke-62.
Acara ini dibarengkan dengan serasehan bertema “Kupas
Tuntas Kesehatan Organ Reproduksi: Bersama Fatayat Menuju Perempuan yang Sehat
dan Berkualitas”. Kegiatan yang dihelat pada Ahad (13/05) ini dihadiri oleh PW
Fatayat NU DIY, PC Fatayat NU se-DIY, dan tamu undangan yang tergabung dalam
organisasi perempuan di Yogyakarta.
Dalam sarasehan ini, hadir pembicara dari BKKBN DIY dr.Zaitun yang
sekaligus sebagai mitra kerjasama. Ia membincang reproduksi dan hak seksual
dari perspektif kesehatan. Sedangkan Dr. Ema Marhumah, peneliti Pusat Studi
Wanita (PSW) UIN Sunan Kalijaga dan Dewan Kehormatan PW Fatayat NU DIY mengupas
kesehatan organ reproduksi dari perspektif agama dan budaya.
Selanjutnya Dr. Ema Marhumah menambahkan penjelasannya
bahwa jangan pernah menyalahkan teks agama sebagai teks yang tidak memihak
kepada perempuan, karena sejatinya teks agama apalagi Al-Qur’an adalah teks
suci dari Tuhan, dan Tuhan memiliki sifat Maha Adil, oleh karena itu tidak
mungkin jika Al-Qur’an tidak memihak pada perempuan.
Serasehan ini bertujuan mengenalkan kaum perempuan pada
hak-hak biologis dan organ-organ reproduksi secara mendalam. “Pengetahuan
tentang hak seksual dan organ reproduki kaum perempuan sangatlah minim. Maka
dengan adanya serasehan ini kami mengharapkan perempuan Indonesia, kaum nahdiyat
atau masyarakat NU bisa mengenal lebih jauh tentang kesehatan dan organ
reproduksi”, tutur Lien Iffah Nafi`atul Fina, ketua panitia.
Zusrianah menambahkan munculnya berbagai kekerasan atas
nama agama di Indonesia yang semakin meluas. “Visi Fatayat lima tahun ke depan
adalah mewujudkan tatanan sosial yang damai dan sejahtera tanpa adanya
kekerasan,” tutur Zusrianah. [Muyas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar