Kamis, 18 Oktober 2012

Warta

PW Fatayat NU Menjadi Bagian DPD KNPI DIY


(Yogyakarta, Saqifa) Bertempat di pendopo Royal Ambarukmo Hotel, empat pengurus PW Fatayat NU DIY dilantik menjadi pengurus DPD KNPI DIY masa bakti 2012 - 2015. Keempat pengurus tersebut adalah Mustaghfiroh Rahayu (Wakil Ketua bidang Kesetaraan Gender), Rima Ronika (Wakil Sekretaris Bidang Organisasi), Lailatus Sa’diyah (Wakil Sekretaris Bidang Pelajar dan Mahasiswa), dan Siti Muyassarotul Hafidzoh (Anggota Bidang Lingkungan). Baru pada kepengurusan kali ini PW Fatayat NU menempatkan wakil-wakilnya pada posisi strategis pengambilan keputusan di organisasi wadah berhimpun OKP-OKP di Yogyakarta ini. Pelantikan ini dilakukan langsung oleh Ketua Umum DPP KNPI, Taufan EN Rotorasiko dan dikukuhkan oleh Gubernur DIY yang baru dilantik Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Berselang tujuh bulan dari pemilihan, tanggal 13 Oktober 2012, puluhan pengurus DPD KNPI yang dipimpin oleh GKR Pembayun berikrar untuk menyatukan langkah, meretas perbedaan mengawal pembangunan di Yogyakarta. Pelantikan yang berlangsung tidak lama dari disahkannya UU Keistimewaan Yogyakarta ini mengambil tema “Pemuda Istimewa Merawat Republik Indonesia dari Yogyakarta”.

Dalam pidato pelantikannya, GKP Pembayun (Ketua Umum), mengingatkan kembali peran Yogyakarta sebagai salah satu episentrum perjuangan menjadikan Indonesia pada masa penjajahan. Selain itu, keberadaannya sebagai kota pelajar yang didatangi pemuda dari berbagai penjuru tanah air menjadikan Yogyakarta sebagai kota yang memiliki watak yang khas, terbuka dan saling belajar dari satu sama yang lain. Yogyakarta, dengan kata lain, menjalankan fungsi sebagai ibu bagi para pemuda dari pelosok nusantara. Dan saat ini, “Yogyakarta Ibu Kota Perjuangan bukanlah masa silam. Kemarin, sekarang, dan esok, perjuangan para pemuda di Yogyakara untuk menjaga dan menjalankan semangat Republik adalah senyata matahari yang terbit di ufuk timur” lanjut GKR Pembayun.

Senada dengan Pembayun, Taufan EN Rotorasiko, Ketua Umum DPP KNPI menyampaikan bahwa perjuangan pemuda Indonesia belum selesai. Jika lebih dari setengah abad yang lalu perjuangan adalah melawan penjajah, saat ini penjajah itu masih ada yakni korupsi. Ada tiga hal penting yang ditawarkan oleh KNPI dalam konteks kebangsaan saat ini, yaitu: pendidikan karakter, membangun semangat cinta bangsa, dan mengajarkan kemandirian. Dari tiga ide besar yang terfokus tersebut, diharapkan KNPI mampu memberikan subangsih nyata buat bangsa Indonesia ke depan.

Sementara itu, Gubernur DIY menantang para pengurus KNPI untuk bisa mengusulkan program pemberdayaan masyarakat yang digawangi oleh pemuda. Jika pengurus KNPI mampu menginisiasi program volunteering untuk anak-anak muda di Yogyakarta agar punya skill, akan sangat bermanfaat bagi DIY. “Kumpulkan pemuda pengangguran, hadirkan anak muda yang mendampingi. Tak bantu wes!. Saya tunggu 2 – 3 minggu dari sekarang proposalnya”.

Bagi Mustaghfiroh Rahayu, salah satu wakil Fatayat NU di KNPI, keterlibatan Fatayat pada posisi strategis ini bukan dimaknai sebagai berkah, akan tetapi menjadi batu ujian. Akankan Fatayat NU bisa memberi warna buat organisasi yang sarat kepentingan ini? Tidak dipungkiri, latar belakang Fatayat sebagai ormas kepemudaan berbasis agama ditengah banyaknya OKP berbasis partai politik, harus pandai-pandai menempatkan diri sambil menunjukkan eksistensi, bahwa ia ada dan berbeda. “Bukan masanya lagi kita diam” lanjutnya.

Proses pelantikan hari itu, dilanjutkan dengan dialog dengan pengurus DPP KNPI yang mengelaborasi lebih jauh tentang tiga fokus program KNPI. Dalam dialog tersebut, persoalan pendidikan karakter banyak menjadi sorotan peserta. Peserta mempertanyakan wujud lebih konkrit dari pendidikan karakter itu, apa sumbernya, bagaimana menyatukan berbagai ide mengenai apa yang penting dalam pendidikan karakter. Prosesi pelantikan ditutup dengan komitmen pengurus DPD KNPI DIY untuk merespon tantangan Gubernur dalam waktu dekat. (mr)

Tidak ada komentar: